Senin, 30 Juni 2014

Ketika 3 x 8 = 23

Postingan kali ini tidak memuat konten mengenai hal-hal berbau horror atau semacamnya seperti postingan sebelumnya, hanya sebuah cerita inspiratif yang saya dapat dari kaskus. Jadi jika Anda sedang mencari cerita horror, lewati saja yang satu ini.

***
Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.

Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”


Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi.”


Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.”


Yan Hui: “Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?”


Pembeli kain: “Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”


Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”


Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Berikan jabatanmu kepada dia.”


Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.


Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat.


Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat: “Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.”


Yan Hui menjawab, “Baiklah,” lalu berangkat pulang.


Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.


Apakah saya akan membunuh orang?

Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata:

“Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?”

Confucius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh”.


Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”


Jawab Confucius : “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga.

Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?”

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.”


Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.


Cerita ini mengingatkan kita :

Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya. Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat. Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.


source: http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000014926588/cerita-inspiratif-gan-ketika-3-x-8--23/

basic source: http://educlopedia.blogspot.com/2011/10/ketika-3-x-8-23.html

Kamis, 26 Juni 2014

Toilet (again?)

Made by myself, lagi-lagi toilet maaf kalau garing


***
Aku berlari ke sana kemari mencari toilet umum, baru pertama kali ini aku mengunjungi stasiun kereta di daerah ini. Setelah bertanya-tanya kesekian kalinya akhirnya kutemukan juga toiletnya.

Nampak kotor tidak terawat dan banyak coretan tangan orang-orang iseng di sana sini, lampunya pun sudah lama tidak diganti, terlihat dari betapa redupnya dia. Tapi itu tidak masalah, toh aku tidak akan lama berada di sini. Aku pun masuk ke salah satu bilik toilet.

Saat aku duduk, aku baru sadar kalau di belakang pintu bilik toilet terdapat sebuah coretan

"Lihat ke kanan!" Apa ini? Meskipun ragu aku menoleh ke kanan perlahan.

 "Lihat ke kiri!" kualihkan pandanganku ke kiri sesuai perintah.

"Lihat ke atas!" awalnya aku agak takut, tapi karena penasaran akupun mendongakkan kepalaku.

"Lihat ke depan!" walau agak merasa dipermainkan, kuluruskan pandanganku ke depan dan mendapati sebuah coretan lain.

"Maaf, anda telah kami kerjai"  

Sudah kuduga, ini ulah orang-orang iseng yang tidak bertanggung jawab. 

There's ghost in the toilet?


Made by me, sorry if this story looks weird, by the way this story contain a little riddle
***

Kemarin sore. Setelah aku mengeringkan tanganku di alat yang terletak di ujung toilet aku mendengar suara tangisan yang halus namun tetap dapat kudengar berasal dari WC bilik ke tiga, aku berjalan perlahan melewati dua bilik lain sebelum akhirnya suara itu menghilang, tepat saat aku berada di depan pintu bilik ke tiga, begitu aku membuka pintu, aku meliat seorang gadis kecil dengan baju putih terduduk bersimbah darah, wajahnya yang dipenuhi dengan luka menatapku dengan mata,tidak, tidak ada mata di sana, kosong, hanya lubang. Begitulah kira-kira cerita temanku siang ini, sebagian besar temanku yang lain percaya akan hal itu, karena dia memang orang yang dapat di percaya. Berbeda dengan mereka aku tidak langsung percaya, karena itu sore ini aku akan membuktikannya.

Sekolah telah sepi, hanya tinggal beberapa anak yang nampaknya belum dijemput oleh orang tua mereka. Aku berjalan menuju toilet yang sama yang ada dalam cerita temanku, membuka pintunya dan masuk ke dalam, sunyi dan entah kenapa terasa mencekam, apalagi dengan pencahayaan toilet yang minim.

Aku menatap kelima pintu bilik di sebelah kananku kemudian berjalan menuju bilik terekat, bilik pertama, kemudian melangkah lagi ke depan, bilik ke dua dan selangkah lagi menuju bilik ke tiga. Aku memutar badanku menghadap pintu bilik dan membukanya dengan perlahan.

Tida ada apa apa di sana, hanya WC biasa, dengan toilet duduk dan shower juga tisu. Aku lantas menghembuskan nafas lega, sesuai dugaanku, tidak akan ada apa-apa. 

Tapi tiba-tiba saja, terdengar suara tangisan lembut dari bilik selanjutnya...


Selasa, 24 Juni 2014

The Red Crayon

Sepasang pengantin baru berhasil menemukan rumah impian mereka. Memang bukan rumah baru seperti yang mereka inginkan, tapi masih nampak bagus. Harganya terhitung murah mengingat ukuran dan lokasi rumah tersebut, jadi mereka membelinya.

Suatu hari, sang suami menemukan krayon merah di lantai di salah satu lorong. Pasangan ini tidak memiliki anak, dan tidak ada tanda-tanda ada seseorang selain mereka yang tinggal di sana. Namun mereka mengabaikannya.

Tapi kemudian hal-hal aneh lainnya mulai terjadi satu demi satu hingga kedua orang ini takut dan memutuskan untuk meneliti rumah itu, mencari asal usul dari keanehan yang mereka alami.
Ketika melihat denah rumah, mereka baru mengetahui bahwa ada ruangan lain yang telah ditutup untuk beberapa alasan. Setelah mengetahuinya, mereka mulai merobek wallpaper di mana pintu menuju ruangan itu berada.
Di belakang wallpaper terdapat sebuah pintu kayu yang berukuran lebih kecil dari pintu-pintu lain sejajar dengan dinding. Bercampur rasa takut dan penasaran merekapun membuka pintu tersebut dengan perlahan.

Tidak ada apapun di sana kecuali sebuah kursi kosong dan dinding di keempat sisi ruangan yang dipenuhi oleh tulisan dengan crayon merah.
Ibu, maafkan aku! Aku sangat menyesal! Biarkan aku keluar! BIARKAN AKU KELUAR! TOLONG! AKU MEMINTA MAAF, IBU! IBU!

source: okaruto

Sabtu, 21 Juni 2014

Bizzare Death

Pada tanggal 23 Maret 1994 pihak forensik memerikas mayat Ronald Opus dan menyimpulkan bahwa pria ini tewas akibat tembakan shotgun di kepalanya. Tuan Opus sebelumnya telah terjun dari atap sebuah bangunan berlantai sepuluh dengan niat bunuh diri. Dia meninggalkan catatan kematian sebelumnya, yang menjelaskan betapa depresi dirinya. Saat tubuhnya melayang melewati lantai sembilan, sepucuk shotgun menyalak, menembus kaca jendela dan merenggut nyawa Tuan Opus seketika itu juga.

Tak seorang pun dari penembak maupun sang “penerjun” menyadari bahwa jaring keamanan telah dipasang di bawah lantai delapan sebagai pelindung para pekerja gedung.

Seharusnya Ronald Opus tidak akan sukses dengan rencananya yang sebelumnya. “Biasanya,” kata dr. Mills, “seseorang yang yang melakukan tindak bunuh diri dan ternyata nyawanya berhasil melayang,  walau mekanismenya tidak berjalan sesuai dengan yang ia harapkan, masih dikategorikan sebagai tindak bunuh diri.”

Fakta yang ada tetap menunjukan bahwa penyebab kematian Tuan Opus adalah karena tembakan. Namun hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kemungkinan tindakan bunuh dirinya tak akan “sukses” mengingat keberadaan jaring penyelamat, dan hal ini menyebabkan para petugas merasa bahwa kasusnya merupakan sebuah pembunuhan.

Kamar di lantai sembilan dimana shotgun meledak, ditempati oleh seorang pria tua bersama dengan istrinya. Saat itu mereka sedang bertengkar hebat, dan sang suami mengancam isterinya dengan shotgun. Sang pria telah begitu kesalnya sehingga saat dirinya menarik pelatuk, dia benar-benar meleset dan butiran-butiran peluru dari shotgun menghantam jendela dan menghajar Tuan Opus.

Saat dihadapkan dengan tuntutan pembunuhan, pria tua beserta sang istri bersikeras. Mereka berdua mengaku bahwa mereka pikir, shotgun tersebut tak berisi. Hingga kemudian sang pria tua mengatakan bahwa mengancam istrinya dengan shotgun kosong, adalah sebuah kebiasaan lamanya. Tak ada niat sedikit pun untuk melukai sang istri, apalagi membunuhnya. Dari hal ini kemudian dinyatakan bahwa kematian Tuan Opus merupakan sebuah kecelakaan; senjata tersebut secara tidak sengaja telah terisi.

Kelanjutan investigasi kemudian mendapatkan pernyataan dari seorang saksi yang mengaku telah melihat bahwa putra pasangan tersebutlah yang mengisikan peluru sekitar enam minggu sebelum kecelakaan maut itu terjadi. Nampaknya wanita tua yang tinggal di lantai sembilan tersebut telah menghentikan bantuan dan tunjangan finansial terhadap
putranya tersebut. Mengingat kebiasaan ayahnya yang kerap mengancam sang ibu dengan shotgun, sang putra mengisi shotgun dengan peluru, berharap agar ayahnya menembak sang ibu. Kasus kemudian berkembang lagi menjadi kasus pembunuhan terhadap Ronald Opus, dengan sang putra tersebut sebagai tersangka.

Belum selesai sampai di situ, kisah ini akan diakhiri dengan sebuah twist dahsyat yang menyangkut serangkaian peristiwa di atas. Penyelidikan lebih dalam menunjukan bahwa sang putra adalah Ronald Opus sendiri! Depresi karena tunjangan keuangannya berhenti, ditambah lagi kematian ibunya yang ia harapkan tak kunjung terjadi juga, semakin membuatnya stress. Hal ini mendorongnya untuk terjun dari atap bangunan berlantai sepuluh pada tanggal 23 Maret, hanya untuk
mati dari sepucuk shotgun yang meledak melalui jendela ruang di lantai sembilan.

Anak tersebut pada dasarnya telah membunuh dirinya sendiri sehingga para penyidik pun menutup kasusnya.

Basic source: FubarParanoia
Translated in: Creepypasta Indonesia Facebook

Lost and Found

Di daerah yang aku tinggali sekarang, cukup umum bagi anak-anak atau orang tua untuk berkeliaran dan tersesat. Apalagi sebagian besar daerah ini masih berupa hutan pinus yang cukup lebat. Ketika itu terjadi, akan ada pengumuman yang dibacakan di balai kota.
"Seorang pria berusia ## tahun telah hilang sejak hari
sebelumnya. Dia mengenakan ..."
Dan ketika orang itu ditemukan, pengumuman lain akan
dibuat.
"Orang yang hilang sebelumnya sudah ditemukan dalam keadaan sehat."
Setiap musim dingin kamu dapat mendengar pengumuman seperti itu lebih banyak dari biasanya. Bahkan pagi ini ada pemberitahuan hilangnya seorang anak berumur 7 tahun mengenakan baju berwarna biru.
Kemudian pada hari itu juga, tindak lanjut pengumuman dibacakan
"Anak yang hilang sebelumnya telah ditemukan, namun hanya sebagian saja."
Memang hari yang dingin ini membuatku cukup lapar, tapi entah kenapa kali ini aku hanya ingin mengambil sebagiannya saja.
Basic story source: okaruto tumblr

Kamis, 19 Juni 2014

One Thousand Folded Paper Cranes

Aku punya seorang tetangga yang merupakan teman baikku dari aku kecil. Kami tumbuh bersama dan bersekolah di tempat yang sama, tapi sayangnya saat lulus dari sekolah dasar kami melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda. Meskipun begitu, aku dan dia masih cukup dekat karena ibu kami berteman baik satu sama lain.

Ketika dia jatuh sakit, aku pergi menjenguknya di rumah sakit. Aku tidak tahu penyebab kenapa ia bisa ada di sana, tetapi ketika aku muncul ia sedang tertidur. Di meja samping ranjangnya terlihat senbatsuru (seribu buah kertas lipat berbentuk bangau) yang berwarna warni. Siapapun itu yang memberikannya, ia sedikit murah hati. Atau
sangat murah hati.

Aku mengangkatnya untuk melihat catatan di atasnya.

"Dari semua orang di kelas."

Entah karena aku menariknya terlalu keras atau apa tiba-tiba 2 buah bangau terjatuh ke bawah meja. Aku berlutut dan memasukkan mereka ke dalam kantung celanaku untuk menyembunyikan kesalahan, ketika tanganku baru saja keluar dari saku, temanku terbangun.

Kami berbicara sedikit, tapi tidak ada yang penting dan kemudian aku pulang.

Ketika aku sampai ke kamarku, aku mengeluarkan bangau kertas dari saku celanaku dan membukanya. Di belakang kedua buah kertas terdapat sebuah tulisan dengan huruf besar yang dicetak tebal.

"Aku harap kamu mati."

Aku ragu kalau hanya kedua bangau itu yang memiliki tulisan seperti itu diantara seribu bangau lainnya.

source: okaruto tumblr

Rabu, 18 Juni 2014

The Story of The Nameless Monster

Cover Buku yang terdapat dalam manga "Monster"
Postingan kali ini pada dasarnya hanya mengenai alamat blog saya yang saya dapat tanpa berpikir panjang, setelah saya cari tahu lewat google saya baru tahu kalau ternyata nama ini mirip dengan judul sebuah cerita yaitu "Obluda, kierá nemá své jméno" alias "The Nameless Monster"  karangan Naoki Urasawa dalam salah satu chapter manganya, "Monster".
Berikut ceritanya bila dinarasikan dan ditranslate ke dalam bahasa indonesia

Pada suatu hari, hiduplah seekor Monster tanpa nama (A Nameless Monster).
Monster itu begitu menginginkan nama hingga ia tak tahan lagi.
Jadi Monster itu memutuskan untuk pergi demi menemukan nama.

Tapi karena dunia begitu besar, si Monster terbelah dua dan pergi menuju dua arah yang berlawanan.
Satu pergi timur... dan yang lainnya pergi ke barat...

Yang pergi ke timur menemukan sebuah desa.
Di pintu masuk desa ia menemukan seorang pandai besi (Blacksmith).
"Mr.Blacksmith, tolong beri saya nama Anda."
"Saya tidak bisa memberikan nama saya."
"Jika Anda memberi saya nama Anda, saya akan masuk ke dalam diri Anda dan membuat Anda lebih kuat sebagai balasannya."
"Benarkah? Aku akan memberimu nama saya jika Anda dapat membuat saya lebih kuat."
Si Monster melompat masuk ke dalam si pandai besi dan menjadi Otto si pandai besi.

Otto si pandai besi adalah orang terkuat di desa.
Tapi suatu hari ... "Lihatlah aku! Lihatlah aku! Monster dalam diriku telah tumbuh sebesar ini!"
Chomp. Munch. Crunch. Glump.
Si Monster yang lapar memakan Otto dari dalam ke luar.

Dia kembali menjadi menjadi Monster tanpa nama.

Meskipun ia masuk ke dalam Hans si tukang sepatu ...
Chomp. Munch. Crunch. Glump.
Dia kembali menjadi Monster tanpa nama lagi.
Meskipun ia masuk ke dalam Thomas si pemburu ...
Chomp. Munch. Crunch. Glump.
Dia masih kembali menjadi Monster tanpa nama.

si Monster pergi ke istana untuk menemukan nama yang indah.
Di dalam kastil, ada seorang anak yang sedang sakit parah.
"Aku akan membuat Anda lebih kuat jika Anda memberi saya nama Anda."
"Aku akan memberimu nama saya jika Anda dapat menyembuhkan penyakit saya dan membuat saya lebih kuat."
Rakasa melompat ke dalam anak itu.
Anak itu menjadi sangat sehat.
Raja sangat senang.
"Pangeranku sehat! Pangeranku sehat!"

si Monster menjadi menyukai nama anak itu.
Dia juga menyukai hidupnya dalam kastil.
Itulah mengapa ia bertahan bahkan ketika ia sedang lapar.
Setiap hari, bahkan ketika perutnya benar-benar kosong.
Tetapi karena ia menjadi begitu lapar...

"Lihat aku! Lihatlah aku! Monster dalam diriku telah tumbuh sebesar ini!"
Anak itu memakan ayahnya, pembantunya, dan semua orang.
Chomp. Munch. Crunch. Glump.

Karena semua orang telah tiada, anak itu pergi meninggalkan desa.
Dia terus berjalan selama berhari-hari.
Sampai pada suatu hari, anak itu bertemu dengan Monster yang pergi ke barat.
"Hei! Aku sekarang sudah punya nama. Ini adalah nama yang indah!"
Dan kemudian rakasa yang pergi ke barat berkata, "Aku tidak butuh nama, Aku senang bahkan jika tidak memiliki nama. Karena kita monster 'tanpa nama'."
Anak itu kemudian memakan Monster yang pergi ke barat.
Meskipun ia sekarang punya nama, tidak ada orang yang tersisa untuk memanggilnya dengan namanya...
Johan.
Itu adalah nama yang indah.

source: http://deathberry.blogspot.com/2009/06/nameless-monster.html

Selasa, 17 Juni 2014

Age

Tinggal 10 menit lagi sebelum tengah malam, aku naik kereta limited express. Segera setelah itu, seorang pria naik di stasiun lain. Setelah pintu ditutup, dia tiba-tiba saja terlihat seperti telah merasakan sesuatu yang aneh dan mulai melihat wajah-wajah para penumpang lain.

"Maaf, tetapi apakah Anda dua puluh delapan tahun?" Dia bertanya.
"Ya, tapi bagaimana Anda tahu itu?" Meskipun aku bertanya begitu, dia mengabaikanku dan mendekati orang lain.
"Apakah Anda empat puluh lima tahun?" Tanyanya.
"Ya, tapi ..."
"Dan kau enam puluh dua, kan?"
"Bagaimana kau bisa tahu umur saya?"

Pertanyaan diajukannya satu demi satu. Entah bagaimana ia memiliki kemampuan untuk mengetahui umur orang lain hanya dengan melihat wajah mereka.
Masih ada lima belas menit sampai halte berikutnya.
Semua pandangan tertuju kepada pria itu.

"Kau lima puluh tahun, kan?"
"Itu benar." jawab wanita itu "Tetapi dalam lima menit tanggal akan berubah dan umurku akan menjadi lima puluh satu." Dia tersenyum saat berbicara dengan pria itu. Seketika rona wajah pria itu terkuras saat itu juga.

"Itu luar biasa! Anda bisa menebak dengan benar berap umur kami!." Kataku padanya.
Saat itulah ia berpaling kepadaku dan berkata "Apa yang saya lihat adalah rentang hidup Anda."

source: okaruto tumblr

The Scariest Story of All..

Ada empat orang teman pergi ke luar negeri pada suatu musim panas. Selama mereka berada di sana, mereka tinggal di hotel tinggi terkenal. Entah bagaimana, mereka berhasil mendapatkan sebuah kamar di lantai ke-100 dan mereka sangat senang dengan pemandangannya.

Sore itu, mereka pergi berbelanja bersama-sama. Ketika mereka hendak meninggalkan hotel, mereka meninggalkan kunci di meja depan lantai satu.
"Permisi." panggil seorang resepsionis ketika ke-empat orang teman tersebut mulai berjalan pergi "Lift akan diperiksa dan diperbaiki dari tengah malam sampai besok pagi. Silakan kembali sebelum tengah malam jika Anda ingin menggunakan lift malam ini." dan keempat orang teman itu setuju.

Mereka baru kembali ke hotel pada pukul 01:00. Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya, semua lift ditutup. Meskpiun kesal mereka tidak punya pilihan lain selain naik melalui tangga. Ketika mereka mendekati tangga, salah satu dari mereka berkata "Hei, kau tahu, ini akan menjadi benar-benar membosankan. Bagaimana kalau kita secara bergiliran membacakan cerita horror. Kita bisa bercerita di setiap lantai, sehingga akan menjadi seperti...100 sesi cerita horror yang sering dilakukan orang pada masa lalu!"

Tiga orang teman lainnya setuju dan story telling segera dimulai. Sebelum mereka tahu, mereka benar-benar bersenang-senang hingga mereka lupa waktu dan akhirnya mereka berhasil mencapai lantai ke-99.
"Yah, kurasa ini giliranku." kata salah satu dari mereka "Cerita terakhir ini akan menjadi sangat menakutkan, sangat sangat menakutkan. Mungkin akan lebih menakutkan dari semua cerita yang tadi telah dibacakan."

Ketiga teman yang lain penasaran dan membujuknya untuk segera memulai ceritanya. Mereka yang kini hanya berada satu tingkat di bawah kamar mereka membuat keletihan mereka merasa lebih nyata.
"Baiklah, kalau begitu." ia mengambil napas panjang "Ini dia. Kita, uh, kita lupa untuk mengambil kembali kunci di meja di lantai satu"

source: okaruto.tumblr.com